Rabu, 30 Oktober 2013

Oasis


Heroisme Belibis
Beberapa waktu silam, untuk kepentingan perluasan areal tanaman sereh wangi di Kec. Mangkutana, Kab. Luwu, Sulawesi Selatan, padang ilalang dibakar. Rupanya padang itu menjadi tempat bertelur burung-burung belibis, alias undan menurut bahasa setempat. Terjadilah pemandangan
dramatis itu.

Lidah-lidah api dengan lahap melumat ilalang tebal dan kering itu. Dari celah lidah-lidah api seekor belibis berjuang melindungi telur-telur yang tengah dieraminya. Dengan kepala tegak ia menyongsong kobaran api. Mematuk-matukkan kepalanya ke sana-kemari, sesekali dengan kepakan sayapnya tanpa sedikit pun beranjak meninggalkan telurnya.

Saya tak berpikir akan memadamkan api yang sudah telanjur besar. Selain sangat panas, saya yakin burung itu tentu akan terbang. Ternyata tidak ..!

Ketika api telah menjalar lebih jauh, saya mendekat memastikan keadaan burung itu. Tampak kepalanya masih tegak menantang, dengan bulu-bulu gundul, hangus. Ia masih duduk di atas telur telurnya. Ia mati. Saya terhenyak, terpukul, sebuah perjuangan heroik baru saja berlangsung. (Silmi Djafar)

Bagaimana jika Burung Belibis itu kita ? 

Selasa, 29 Oktober 2013

Mewarnai dengan teknik sablon





Teknik Pencelupan dan Pengecapan
Dasar-Dasar Serat Tekstil

Serat tekstil adalah suatu benda yang memiliki perbandingan antara panjang dan diameter sangat besar. Serat dapat digunakan sebagai serat tekstil harus memenuhi persyaratan diantaranya adalah panjang, fleksbilitas, dan kekuatan. Serat tekstil merupakan bahan dasar pembuatan benang dengan cara dipintal, benang yang telah jadi kemudian ditenun menjadi kain dengan cara menganyam benang lusi dan pakan. Benang lusi adalah benang yang terletak kearah panjang kain , benang pakan adalah benang yang terletak kearah lebar kain.

Setelah menjadi kain masih banyak pekerjaan lain yang dilakukan terhadap kain tersebut untuk memperbaiki kualitas dan daya guna dari kain tersebut seperti diputihkan, dicelup, dicap, dan finishing. Pekerjaan ini disebut dengan penyempurnaan tekstil. Kadang-kadang penyemurnaan tekstil juga dilakukan pada benang.

1. Penggolongan Serat

Serat tekstil digolongkan atas serat alam dan serat buatan seperti terlihat pada gambar 2-1 klasifikasi serat tekstil
 
Sifat Fisika Serat
 
1). Panjang Serat 
 
Panjang serat yang digunakan untuk bahan tekstil lebih besar seribu kali dari diameternya. Perbandingan yang sangat besar memberikan sifat fleksibilitas (mudah dirubah bentuknya) sehingga memungkinkan untuk dapat dipintal. Panjang serat ini juga menentukan nomor dan kehalusan benang yang dikendaki.
Pada umumnya bentuk panjang serat dapat dibedakan dalam ;
- stapel
- filamen
- tow,
- monofil
 
Stapel
Adalah serat-serat yang panjangnya hanya beberapa inchi ( 1 inchi = 2,54 cm ). Serat alam pada umumnya panjangnya berbentuk stapel. Serat buatan
diproduksi dalam bentuk stapel dengan cara memotong filamen menjadi stapel yang panjangnya 1-6 inchi.
 
Filamen
Adalah serat-serat yang sangat panjang ,misalnya serat sutera. Serat buatan mula-mula dibuat dalam bentuk filmen.
 
Tow
Adalah multi filamen yang terdiri dari puluhan atau ratusan ribu filamen dalam bentuk berkas seperti silver, kadang-kadang dengan antihan sedikit.
 
Monofil
Adalah monofilamen artinya satu filamen. Benang monofilamen adalah benang yang terdiri dari satu helai filamen.
 

2). Kekuatan Serat
 
Kekuatan serat didefinisikan sebagai kemampuan serat menahan suatu tarikan/ regangan. Kekuatan serat menrupakan faktor yang menunjang langsung kekuatan produksi akhir.baik berbentuk benang maupun dalam bentuk kain. jika sifat lainnya tetap maka makin kuat serat makin kuat benangnya/ kainnya. Serat yang kuat akan lebiih kaku, oleh karena itu kain yang mepunyai rabaan yang lembut disarankan untuk mengunakan serat yang kekuatannya sedang. Pada umumnya dalam keadaan basah kekuatannya menjadi turun, tetapi serat sellulosa dalam keadaan basah kekuatannya naik.

Tabel 2-1 Kekuatan Serat dalam Satuan Gram/Denier
Jenis Serat
Keadaan
Kering
Basah
Kapas
Rami
Flex
Wol
Sutera
Rayon
Asetat
Nylon
Dacron
Gelas
Orlon
Acrilan
3,8
6,7
6,6
1,3
4,5
1,7-5,0
1,1-1,5
8,8-4,3
7,5-4,5
6,4
2,5
2,7-2,0
4,8
8,7
8,4
0,8
3,9
1,0
0,8
7,4 –3,6
7,5-4,5
5,8
2,5
2,0

3). Mulur dan Elastisitas

Elastisitas adalah kemampuan serat untuk kembali kebentuk semula setelah mengalami tarikan. Mulur adalah pertambahan panjang setelah mengalami tarikan. Serat tekstil biasanya memiliki elastisitas dan mulur saat putus minimal 10 %. Kain yang dibuat dari serat yang memiliki elastisitas baik biasanya stabilitas dimensinya baik dan tahan kusut. Serat buatan dapat diatur derajat mulur dan elastisitasnya sewaktu pembuatan serat.

Tabel 2-2 Mulur Saat Putus Serat-Serat Tekstil
Serat
Mulur %
Kapas
6,7
Flex
2
Wol
25-35
Sutera
20
Rayon
9-12
Asetat
25
Nylon
16-28
Dacron
25-36
Gelas
2
Orlon
20-28
Acrilan
35

4). Daya Serap 

Hampir semua serat dapat menyerap uap air sampai batas tertentu. Serat - serat yang dapat menyerap uap air lebih banyak digunakan. Serat yang higroskopis lebih enak dipakai. Serat yang sedikit menyerap uap air disebut hidrofob. Serat hidrofob dalam keadaan basah dan kering memiliki sifat yang sama, epat kering dan kecil mengkeretnya. Kandungan uap air dalam serat tekstil dapat dinyatakan dalam:

Moisture Content ( MC ) yaitu prosentase kandungan air terhadap serat dalam kondisi tertentu, dengan rumus:
 
MC =
Bn-Bk
X 100%
Bn


MR=
Bn-Bk
X 100%
Bk

Dimana     Bn = berat nyata serat dalam suatu kondisi
                Bk = berat kering mutlak serat

Tabel 2-3 Kandungan Uap Air pada Serat Tekstil
Serat
Kandungan Air (%)
Wol
Rayon Vikosa
Sutera
Kapas
Flax
Asetat
Nilon
Poliester (Dakron)
Rayon (biasa)
Gelas
Orlon
Acrilan
15
11
11
8
12
6
4,5
0,4
13
0,0
1,5
1,5

5). Kriting dan Pilinan Serat

Beberapa serat alam telah mempunyai pilinan pada waktu tumbuhnya yang disebut pilinan asli. Serat kapas memiliki pilinan asli kira-kira 155-600/inchi. Pilinan ini dapat dilihat dengan mikroskop. Serat woll lebih bergelombang atau keriting dari serat lain. Bentuk gelombang atau keriting ini mempunyai pengaruh terhadap daya kohesi antar serat sehingga dapat menghasilkan benang yang ruah ( lofty ) Untuk serat-serat buatan bentuk keritingdapat diberikan secara mekanik dalam pembuatannya.

6). Kehalusan Serat

Kehalusan serat turut menentukan kekuatan dan kehalusan benangnya, makin halus makin baik, tetapi terlalu halus untuk suatu serat alam dapat menunjukkan mudanya serat itu. Pada umumnya serat - serat yang panjang cenderung halus, dan serat yang pendek cenderung kasar.

7). Kedewasaan Serat

Kedewasaan serat menunjukkan tua mudanya serat. Serat dewasa berarti serat tersebut berkembang dengan sempurna dan sebaliknya serat muda sewaktu dipintal banyak membentuk nep ( serat yang kusut ) dan tidak tahan terhadap gesekan.

8). Warna Serat

Pada umumnya makin putih, warna serat makin baik. Dalam beberapa hal karena gangguan iklim,hama, jamur dan lain-lain. Serat alam akan berwarna krem, coklat, abu-abu, biru atau berbintik.


2. Sifat-Sifat Kimia Serat

Proses-proses penyempurnaan tekstil banyak sekali menggunakan zat-zat kimia, baik berupa oksidator, reduktor, asam, basa, atau lainnya. Karena itu ketahanan terhadap banyak zat kimia pada serat tekstil merupakan suatu syarat yang penting. Ketahanan terhadap zat kimia atau kereaktifan kimia pada setiap jenis serat tergantung pada struktur kimia dan adanya gugus-gugus aktif pada molekul serat. Pelarut –pelarut untuk pencucian kimia, keringat, sabun, detergen, zat pengelantangan, gas dalam udara, cahaya matahari menyebabkan kerusakan secara kimia kepada hampir semua zat tekstil.

Sifat kimia serat kapas: tahan terhadap penyimpanan, pengolahan dan pemakaian yang normal, kekuatan menurun oleh zat penghidrolisa karena terjadi hidro-selulosa mempunyai efek kilap, karena proses mersirasi, serat mudah diserang oleh jamur dan bakteri terutama dalam keadaan lembab dan pada suhu yang hangat.

Sifat kimia serat wol: tahan terhadap jamu dan bakteri tetapi bila wol telah rusak oleh zat kimia terutama alkali pada pH 8, wol mudah diserang serangga dan jamur yaitu kekuatan turun.

Sifat kimia serat sutera: tidak mudah rusak oleh larutan asam encer hangat, tapi larut dengan cepat didalam asam kuat. Sutera mudah diserang oleh oksidator, tahan terhadap jamur, serangga,dan bakteri. Pemanasan yang lama dalam air menyebabkan kilau dan kekuatan berkurang.

Sifat kimia rayon viskosa cepat rusak oleh asam, kekuatan berkurang oleh jamur. Paling sesuai diputihkan dengan natrium hipoklorit dalam suasana netrl. Sifat kimia nylon tahan terhadap pelarut-pelarut dalam pencucian kering. Tahan terhadap asam encer, tahan terhadap basa.

Sifat kimia poliester tahan asam, basa lemah tetapi kurang tahan basa basa kuat, tahan zat oksidator, alkohol, sabun, dan zat untuk pencucian kering. Tahan terhadap jamur, serangga dan bakteri.

1). Polimer

Ditinjau dari segi kimia, serat tekstil tersusun dari molekul-molekul yang sangat besar. Polimer adalah molekul yang sangat besar yang tersusun dari ulangan unit-unit kimia kecil (monomer) yang sederhana. Serat tumbuh-tumbuhan seperti kaps, jute, rami, dan sebagainya tersusun atas molekul-molekul selulosa yang merupakan pengulangan sisa glukosa ( C6H12O6 ).

Serat rayon adalah serat yang dibuat dengan cara regenarasi polimer-polimer selulosa yang diperoleh dari kayu atau sisa-sisa kapas pendek ( inters ), sedangkan serat buatan seperti poliester dan nylon tidak dibuat dari polimer alam, tetapi polimer yang dibuat dari senyawa kimia kecil dan sederhana yang dibuat monomer. Unit - unit kimia yang diulang dalam suatu polimer memiliki bentuk yang sama atau hampir sama dengan monomernya.

Pengulangan unit–unit tersebut dapat membentuk polimer linier, bercabang, atau jaringan.

Umpama :
Senyawa kimia asal ( monomer ) adalah A, unit yang berulang A’ dimana A’ hampir sama dengan A.
Maka:  Polimer Linier    : - A’ - A’ - A’ - A’ - A’
            Polimer Cabang : -A’- A’- A’- A’
                                                             |
                                                            A’
            Polimer jaringan : -A’- A’-
                                                    |        |                                                       
                                                   A’     A’
                                                     \      /
                                                       A’

2). Bentuk Penampang Serat

Bentuk penampang lintang serat sangat bermacam-macam ada yang berbentuk bulat,lonjong, bergerigi, segitiga, pipih dan sebagainya. Untuk jenis yang sama, serat alam mempunyai penampang lintang yang sangat bervariasi, sedangkan serat-serat buatan untuk untuk jenis yang sama pada umumnya sama. Makin bulat penampang lintangnya, makin baik kilaunya dan makin lemas pegangannya, tetapi makin rendah daya penutupnya karena makin banyak ruang udara.